Guratan nasib terukir di dalam sebuah lembaran
Sunyi, senyap, sedih, silih bergantian
Menghiasi hari seperti mengolok
Membuka sisi kelam di sebuah kehidupan
Tak punya arti jiwa ini tercipta
Berkelumit dengan indahnya dunia fana
Tertawa terbahak melihatnya
Tangisan rintih jiwa menjalaninya
Kemanakah jiwa harus pergi
Meninggalkan hari-hari yang sepi
Menjalani hidup yang lebih berarti
Mengusir rasa sedih yang ada di hati
Tuk menjadi hamba
Senin, 11 Januari 2010
KEHIDUPAN
Diposting oleh Andrew Agustar di 00.17 0 komentar
Minggu, 10 Januari 2010
Maraton Kuliner kawasan Dago hingga Jl. Riau, Bandung
Mari bermaraton kuliner sepanjang kawasan Jalan Riau sampai Dago, Bandung.
MAKAN PAGI
Yoghurt Susu Berteman dengan Bebek Goreng Rica
Dilakukan pada tanggal 30 Desember 2009, dengan liburan di kota Bandung untuk merayakan pergantian tahun. Pukul 08.00 pagi kita sudah sipa ‘tuk berjelajah kuliner hingga malam. Menu pagi hari ini saya mencicipi Rica dan Susu Yoghurt, menyusuri Jalan Aceh, Dago dan kita dapat beristirahat di Bandoengsche Melk Centrale (BMC) yang merupakan tempat minum susu termasyur se-Bandung, semua varian rasa susu sepert, stoberi, moka, vanilla, cokelat, dan plain ( tanpa tambahan perasa ). Untuk mencicipi Grape Yoghurt Coktail, saya imbau agar untuk memejamkan mata sambil bersiap menahan kecut! Untuk ukuran yoghurt yang memang seharusnya terasa asam, tambahan gulanya cukup adil, hanya segelintirberupa sirup anggur.
Setelah merasakan yoghurt yang luar biasa asamnya, saya dan keluarga beranjak ke restaurant manado di RM Legoh, memesan masakan manado, yakni ramesan lauk stir fry dan selalu dibubuhi dengan cabai rawit, yang membuat eksotik adalah Bebek Goreng Rica ‘dikawinkan’ dengan sepring nasi pulen. Amboi…gurihnya bebek terlumat bersama cabai dan tomat yang diulek kasar sungguh nikmat.
MAKAN SIANG
Nasi Bakar + Jamur Cripsy
Jam menunjukkan pukul 12 siang lewat. Jadwal selanjutnya adalah meneruskan rut eke resto selanjutnya. Dan tiba disebuah resto dikawasan Martadinata, Jl. Riau, disudut ada kedai warung Nasi Bakar, dan kita memsan nasi bakar komplit. Nasi bakar dengan lauk ayam goring, tahu goring, tempe goring dan sebungkus nasi yang dibungkus oleh daun pisang dan didalam nasinya ada ikan teri yang membuta nasi bakar beda dengan nasi lainnya serta dibakar. Si antara serbuan tempat makan yang murah, meriah dan enak di Bandung, Jl. Riau. Dan disebalh kedai nasi bakar ada gerobak kecil dengan menu cemulan Jamur Cripsy yang sangat renyah dan berasa bumbunya.
Sambil nongkrong-nongkrong dan melihat- lihat outlet-outlet yang ada disekitar jalan Dago sambil memakan jamur crispy ditangan, serasa perut tak mau berhenti menampung makanan. Sungguh nikmat siang ini walau cuaca panas menyengat di Bandung.
JAJANAN SORE
Pesona Es Duren
Kenyang makan siang, saya mendatangi tempat makan es durian top di kantin Sakinah. Ini bukan tipe es puter dari durian, melainkan benar-benar daging durian utuh berkuah santan dan es batu. Penampilan es duriannya menggiurkan. Daging buahnya kuning dan aromanya menawan. Saya ‘kalap’ mentendoki daginnya yang tebal. Mengapa pelanggan ketagihan siang-malam makan es durian di sini? Saya rasa karena perfect marriage antara legitnya rasa durian dan segarnya larutan santan encr dan gula merah.
MAKAN MALAM
Ngalong Makan Nasi Kalong
Memasuki malam yang larut, saya berniat mencoba Nasi Kalong yang terletak tak jauh dari kawasan Dago. Nama ‘kalong’ diambil karena tempat ini dibuka pukul 9 malam hingga 3 subuh. Warna nasinya ungu gelap keran ditanak bersama keluak sangria dan daun salam goring. Nasi ini berserat tinggi karena ditanak bersama havermouth yang akan member rasa kenyang lebih lama, kata pemiliknya.
Lauknya ada sekitar 65 menu, antara lain Telur orak-arik, kol, udang goring tepung, rolado sapi, ayam madu, ayam goring, ayam panggang ditambah sambal dadak dan masih banyak lauk lainya. Pelayananya self-service. Nasi dihargai Rp2.000 hingga Rp4.000, tergantung jumlah cidukan dan lauknya yang pasti berbeda-beda harganya.
Citra rasa nasinya sangat gurih dan tekstur pulen, saking lezatnya, menyantap nasi ini tanpa lauk sekalipun, saya tidak keberatan! Para pengunjung lain terlihat seperti saya, tenggelam dalam kenikmatan mengunyah Nasi Kalong.
Diposting oleh Andrew Agustar di 23.52 0 komentar
Minggu, 03 Januari 2010
Tugas Bahasa Indonesia
TUGAS BAHASA INDONESIA
Nama : ANDREW AGUSTAR
NPM : 11107904
Kelas : 3KA06
Terdiri dari unsur apa bahasa itu, Sebutkan dan Jelaskan !
Fonem
yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/. Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
Morfem
yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
Sintaksis
yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek. Aturan ini berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang memperbolehkan kata kerja diletakan bukan pada urutan kedua dalam suatu kalimat.
Semantik
mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.
Diskurs
mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraf, bab, cerita atau literature.
Apa yang terjadi apabila kita tidak memiliki bahasa ?
Yang terjadi apabila kita tidak memiliki bahasa adalah kita tidak dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan lawan komunikasinya atau kesulitan. Karena bahasa mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi, sebagai alat untuk mengekspresikan diri, dan beradaptasi social dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Benarkah bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia ? Jelaskan !
Menurut Sabriani ( 1963 ), mempertanyakan apakah bhasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variable lain yang berada diantara variable bahasa dan perilaku. Variable tersebut adalah varaiabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bias jadi realita atau keduannya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variable lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarnnya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istlah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.
Pada ragam lisan pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar atau terjadi kesalahanpahaman, berikan contoh dan jelaskan !
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu.
Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula.
Sebagai contoh, apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing tapi kita sering mendengar ketika seseorang kesal dengan sispapun lalu ia memanggil orang tersebut dengan sebutan “ anjing”.
Salah satu fungsi bahasa adalah untuk menyatakan ekspresi diri, unsur-unsur apakah yang dapat mendorong ekspresi diri tersebut ?
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
Diposting oleh Andrew Agustar di 22.42 0 komentar
Sabtu, 02 Januari 2010
Tidak Untuk Memilih
Bukan waktu singkat aku dan kau hingga di tempat ini
Bukan selalu melewati hari cerah kita berjalan hingga di tempat ini
Banyak petir menggelegar, banyak hujan badai menghantam
Sekedar menguji apakah aku dan kau hingga di tempat ini, terus bersama hingga di surga nanti
Selalu bersama sampai matahari berubah petang lalu kelam
Pernahkah kau sadari, seletih apa kaki kita melangkah
Menyusuri setiap peluh juga tawa riang
Mengais setiap tusukan juga pelukan
Bukanlah dendam yang ingin kukenang
Namun kecupan yang ingin kusimpan
Bertabur dan berhias keikhlasan dan berkah
Dengar sayang,
Bila waktu berputar dan kau mengingkar
Betapa hancur lebur jiwa serta raga
Rasakan sayang,
Andai buih kebohongan meluruh di sisi hati
Betapa pedih pilu meradang
Aku tetap manusia biasa
Dengan canda manja dan amarah
Aku tetap gadis setia
Walau kau melupa meski sesaat
Dan aku tetap ingin memelukmu
Demi segenap rindu yang mengiris kalbu
Lalu merapuh
Seandainya aku menua, hingga tiada lagi warna merah merona
Adakah kau setia bersamaku, memeluk tubuh yang kian merapuh
Seandainya Tuhan mengambil kembali jemariku
Adakah kau sudi menyisirkan rambutku
Adakah kau tetap bersamaku, dengan senyum dari lubuk hatimu?
Ataukah kau berteriak kencang, HANYA MIMPI, Freya
Lalu kau berlari sejauh mungkin dari rengkuhanku
Belasan hari menunggumu, memohon senyum keindahanmu
Puluhan waktu menunggumu, meminta sentuhan hati terlembutmu
Sadarlah sayang,
Adalah kau yang hadir di semua mimpi indah bahkan mimpi burukku
Atas semua bentangan waktu yang berjajar rasa sakit dan kebanggaanku akan dirimu
Aku berharap untuk selalu memelukmu ketika setiap detik berdetak bersamamu
Aku berharap untuk selalu menyentuhmu ketika kau bermuram meragu
Aku berharap untuk selalu membelaimu ketika kau terbaring dalam sedihmu
Aku berharap untuk bisa berikan tubuhku ketika kau marah dan ingih menjauh
Dan,
Aku berharap akan pelukanmu ketika letih kakiku
Aku berharap akan candamu ketika aku melempar amarah padamu
Aku berharap belaianmu ketika aku membeku dalam keras kepalaku
Aku berharap kecupanmu ketika aku merasa cemburu, dan teriaklah pada dunia bahwa aku hanya milikmu
Aku berharap senyummu ketika aku bertanya mengapa dunia jahat padaku
Aku hanya mengharapmu,
Namun bila Tuhan bertanya padaku,
Andai aku boleh meminta; bersamamu atau berpisah darimu
Aku akan menjawab,
Tuhan, ambil saja nyawaku...
Diposting oleh Andrew Agustar di 00.47 0 komentar
Raksasa Langit
Keponakanku yang berusia tiga tahun, Archo, memiliki rambut hitam dan mata cokelat besar yang menyentuh sesuatu di dalam hatiku. Tapi di belakang mata indah itu ada seorang anak yang takut pada badai.
Saat kilat menyambar di langit dan guruh bergemuruh, mata Archo akan membesar dan menggelap, seolah menyimpan sumur ketakutan. Suatu hari kilat membelah langit menjadi dua dengan garis bergerigi yang sepertinya menyatukan langit dan bumi. Guruh yang menyusul sepertinya telah mengangkat Archo beberapa inci dari tanah. Dia tampak seperti prajurit kecil, tangannya memeluk dada, tubuhnya kaku. Dia mondar-mandir di ruangan, terus-menerus berkata, “Aku takut! Aku takut!”.
Aku bilang ke dia kalau suara gemuruh yang dia dengar adalah suara teriakan malaikat dan kita tidak perlu takut. Tapi cerita itu gagal menghilangkan ketidaknyamanannya. Aku berkata, “Archo, mari duduk dan menggambar kilat!”. Dia langsung mengingatkanku, “Aku takut kilat!”
“Ya, Paman bias melihat betapa takutnya dirimu,” kataku.
“Mari sini dan kita bisa menggambar langit yang menakutkan bersama.”
Archo memandangku dengan tatapan penuh pertimbangan, ingin tahu tentang paman yang ingin menggambar kilat ini. Saat keluarganya menunggu badai reda di depan televisi, aku dan Archo pergi ke dapur dan menemukan tempat untuk menggambar tingkah aku mengerikan langit itu.
Archo pelan-pelan naik bangku besi hitam di meja dapur sementara aku mencari alat gambar di dapur saudaraku. Aku meletakkan pensil tumpul dan beberapa lembar kertas putih di hadapan Archo.
Hampir berbisik, Archo mengaku, “Aku tidak tahu bagaimana menggambar kilat.”
“Apakah kamu ingin Paman menggambar terlebih dulu?”
“Ya,” jawabnya, langsung teralih dari rasa takutnya. Archo tanya membulat penuh rasa ingin tahu saat aku dengan cepat menggambar beberapa garis zig-zag.
“Nah,” kataku sambil tersenyum. “Kamu mau bergantian menggambar sekarang?”
Dengan hati-hati Archo mengambil pensilnya dan menggambar garis gigi gergaji kecil. Dia mendongak menatapku untuk minta persetujuan.
“Bagus, Archo! Mau buat lagi?” tanyaku, memberikan lembaran kertas baru.
Dia membuat lebih banyak kilat, setiap gambar lebih besar daripada gambar sebelumnya. Saat Archo menggambar garis-garis zig-zag itu, dia berkata, “Tuh, itulah langit raksasa! Yang ini akan lebih besar lagi!”
Saat dia menuangkan rasa takutnya ke atas kertas, suaranya kembali ke nada normal, tapi matanya terus membesar penuh ketakutan setiap kali guruh menggelegar.
“Di bagian tubuh mana kamu merasa paling takut, Archo?” tanyaku.
“Di sini,” katanya, menunjuk dadaya.
“Peganglah tempat kaku merasa takut itu.”
Dia meletakkan tangannya di atas jantungnya. Lalu aku meletakkann sebelah tangaku dengan lembut di atas tangannya, sementara satu tangan yang lain memegang punggungnya. “Tepat di sini, ya?”
“Ya.”
Aku diam sesaat. “Bagaimana rasanya sekarang?”
“Lebih baik sedikit.”
Archo dengan tegas menggambar samabran kilat besar dan gelap.
Apakah kau takut pada kilat, Paman Andre?”
“Ya, kadang-kadang,” kataku lembut, merasakan mungkin dia butuh teman yang merasakan ketakutan yang sama.
Memandangku dengan penuh cinta, dengan kepala miring sedikit ke satu sisi, Archo mengulurkan tangan dan meletakkan tanganya tepat di atas jantungku. “Rasanya sakit di sini?” tanyanya.
Dengar kaget aku mengangguk. “Ya, kadang-kadang gak sakit.”
Kelembutan keponakanku yang berusia tiga tahun menyentuh jiwaku dan mengisiku dengan kekaguman bagaimana menggambar raksasa langit bersama bias membuka hati kami. Kenangan indah itu, dibuat bertahun-tahun yang lalu, menyalakan hubungan khusus di antara kami yang terus berlanjut sampai sekarang.
Andrew Agustar
Diposting oleh Andrew Agustar di 00.29 0 komentar